Contoh Tentang Pendekatan
Classical Conditioning, Operant Conditioning dan Kognisi dalam Proses Belajar
Kelompok 3
Ramadani Barus (16-007)
Wulan Azizah (16-012)
Hani Nur Yulianti (16-019)
Putri Ayuni (16-035))
Neforius Halawa (16-059)
Franisa M. Ketaren (16-060)
Glory Sepsi Sinaga (16-78)
Belajar dapat diartikan sebagai
perubahan perilaku yang relatif permanen yang dibentuk melalui pengalaman. Akan
tetapi tidak semua hal yang kita alami diperoleh melalui proses belajar.
Perubahan perilaku yang disebabkan oleh karena obat-obatan, kelelahan, maturasi
dan luka tidak termasuk dalam belajar.
Pendekatan Classical
Conditioning
Tokoh dari pendekatan ini adalah
Ivan P. Pavlov yang melakukan penelitian tentang salivasi pada anjing. Elemen
kunci dari pendekatan ini adalah asosiasi dua stimulus yaitu unconditional
stimulus (UCS) dan conditional stimulus (CS). Dua hal penting yang berkaitan
dengan pembentukan asosiasi adalah:
a. Frekuensi yaitu seberapa
sering UCS dan Cs dipasangkan
b. Timing yaitu jarak antara
pemberian CS dengan UCS.
Terminologi dari pendekatan ini
adalah:
a. Unconditional Stimulus (UCS)
yaitu stimulus yang otomatis menghasilkan respon.
b. Unconditional Respon (UR)
respon otomatis karena adanya stimulus tak berkondisi (UCS)
c. Conditional Stimulus (CS)
stimulus netral yang menghasilkan conditional respon setelah
diasosiasikan dengan nuconditional stimulus.
d. Conditional Respon (CR) yaitu
respon yang dipelajari yakni respon terhadap stimulus yang muncul setelah
terjadi asosiasi antara UCS dengan CS. Beberapa contoh dari pendekatan ini
adalah sebagai berikut:
Contoh 1
Pada waktu saya masih di sekolah
dasar, kami memelihara ayam kampung yang kami tempatkan di dalam kandang.
Kandang ayam ini sangat dekat dengan pintu belakang rumah. Orang tua saya
memberi pakan ayam itu setiap pagi dan sore. Ketika ayah saya mau memberi pakan
ayam-ayam itu (unconditional stimulus) maka ayam itu akan berlarian di dalam
kandangnya (unconditional respon). Tetapi ketika pada pagi hari saya ke
belakang rumah dan membuka pintu yang mengeluarkan bunyi dan memberi pakan pada
ayam maka ayam itu juga berlarian di dalam kandang. Pada hari selanjutnya
setiap kali ada bunyi pintu yang terbuka (conditional stimulus) maka ayam-ayam
itu juga beralari di dalam kandangnya (conditional respon). (Neforius Halawa)
Contoh 2
Belakangan ini sangat saya
menyukai mie ayam yang lewat didepan kos-kosan. Penjual mie ayam (unconditional
stimulus) tersebut berjualan dengan cara berkeliling dengan menggunakan gerobak
dorong. Dan sebagai penanda, penjual mengeluarkan sebuah bunyi yang dihasilkan
oleh ketukan mangkuk kaca dan sendok (conditioned stimulus). di saat-saat awal
saya membeli mie ayam tersebut hanya ketika penjual mie ayam itu telah
berada hampir di depan rumah (unconditioned responses). Namun, lama kelamaan
saya terbiasa dengan bunyi yang dikeluarkan oleh penjual itu. Dan akhirnya
sekarang ini hanya dengan mendengar suaranya saja saya langsung berlari keluar
rumah (conditioned Response). (Putri Ayuni)
Contoh 3
Setiap pagi mama selalu
berlangganan dengan tukan Sayur.Situkang Sayu selalu Naik sepeda motor.Pada
hari hari pertama kali ,bapak tukang sayur selalu parker tepat didepan rumah
dengan suara khas motornya dan kemudian membunyikan klakson yang membuat mama
keluar dari rumah untuk membeli sayur.Tapi hari hari berikutnya mendengar suara
motornya si tukan sayur saja mama langsung keluar membeli tanpa si tukang sayur
Membunyikan klakson.(Glory Sepsi Sinaga)
Contoh 4
Sekitar 5 tahun yang lalu ayah
saya membeli motor yang khusus buat ke kantor dan ke ladang saja karna
berhubung kantor ayah saya dekat dengan rumah tempat kami tinggal (kira-kira
300 meter dari rumah). Jadi ayah saya membeli motor yang sudah model lama dan
suaranya memang khas sekali. Jadi ketika ayah saya pulang kerja kami selalu
membukakan pintu belakang untuknya. Kemudian ayah saya menggunakan motor
barunya tersebut dengan suara yang khas kemudian setelah sampai dibelakang ia
membunyikan klakson motor sebagai tanda minta dibukakan pintu. Nah kejadian ini
berulang sampai beberapa kali. Namun, setelah beberapa kali melakukan hal itu
pasa akhirnya ayah tidak menggunakan klakson lagi karna takut mengganggu.
Kemudian karna ayah tidak menggunakan klakson lagi dan saya pun terbiasa dengan
suara motor ayah saya. Jadi, saya belajar untuk mengenal suara motor ayah saya
dan langsung membuka pintu tanpa adanya tanda bunyi klakson. (Franisa m.
Ketaren).
Contoh 5
ketika saya disuruh sebagi
penceramah Apel pagi dan saya merasa sangat gugup karena harus bicara didepan
guru-guru dan siswa-siswa lainnya.Tapi saya mencoba untuk latihan di depan
cermin supaya saya pede pada saat Apel pagi,dan ketika Apel pagi akan di mulai
saya menarik nafas supaya saya rileks dan hasilnya saya tidak merasa gugup (
Wulan Azizah)
Pendekatan Operant Conditional
Pendekatan ini dikemukakan oleh
E.L.Thorndike yang mencetuskan hukum efek ( the law effect)
yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat
dan perilaku negatif akan diperlemah.Pendekatan ini sering disebut juga belajar
konsekuensi. Pendekatan ini lebih diperdalam oleh B.F.Skinner yang melakukan
penelitian pada tikus. Pada pendekatan ini ada 3 macam konsekuensi yaitu:
a. Penguatan positif
yaitu penguatan yang mempunyai
prinsip bahwa sebuah perilaku akan diulangi apabila diikuti oleh stimulus
(rewarding)
b Penguatan Negatif
Yaitu penguatan yang tidak
merugikan ataupun menguntungkan tetapi penguatan yang merubah perilaku atau
mentebabkan adanya penghindaran.
c. Hukuman
Pendekatan untuk menghentikan
perilaku
Contoh-contoh dari pendekatan
ini adalah sebagai berikut:
Contoh 1
Sekitar 12 belas tahun yang lalu
saya pernah mengalami sakit perut. Itu sangat sakit karena pada saat itu saya
masih kecil. Lalu saudara saya membuatkan obat yaitu minuman yang dicampur
dengan gula dan garam yang lebih dominan rasa asinnya dibandingkan dengan
rasa manisnya. Saya tidak suka meminumnya karena obat tersebut dibuat sampai 1
botol aqua dan saya harus menghabiskannya. Saudara saya tersebut lalu berjanji
kalau saya bisa menghabiskan minuman tersebut maka kami akan pergi jalan-jalan
pada sore hari. Saya pun bisa menghabiskan obat tersebut dan dan kami lalu
pergi jalan-jalan pada sore hari seperti yang telah dijanjikan oleh
saudara saya. (Neforius Halawa)
Contoh 2
Saya sangat gemar melukis hal
apapun, alam, ruangan bahkan manusia. Tetapi saya selalu merasa tidak percaya
diri dan tidak berani menunjukkan hasil lukisan saya. Sampai saat teman saya
menemukan lukisan yang saya sembunyikan dan berkata bahwa lukisan saya bagus,
kemudian hari saya menunjukkan lukisan saya pada teman yang lainnya dan mereka
juga memuji lukisan saya dan sampai sekarang saya cukup percaya diri untuk
menjual hasil lukisan saya yang meggambarkan wajah. (Putri Ayuni)
Contoh 3
Saya masih mengingat
jelas,ketika masih di sekolah dasar hamper setiap pulang sekolah saya dan kakak
laki laki saya harus Tidur siang.tapi kami berdua selalu melanggar hingga suatu
saat ayah akan menjanjikan kami Nasi goring buatannya dan itu berhasil membuat
kami berdua jadi tidur siang.Tapi pernah suatu saat kami berdua malah memilih
menonton televise kami pun dimarahi Ayah dan dilarang menonton televise selama
3 hari.Akhirnya kami pun tidak pernah melanggar lagi.(Glory Sepsi Sinaga)
Contoh 4
Sekitar 5 bulan yang lalu ketika
saya masih menduduki semester 1, saya diberi arahan oleh orang tua saya agar
saya jangan boros. Jadi, saya diberikan uang saku mingguan. Ayah saya berkata
jika saya tidak boros dan di akhir semester saya memiliki sisa uang saku maka
handphone saya akan diganti dengan yang baru. Pada akhirnya saya mencoba untuk
tidak boros dan menyisakan uang saku saya. Kemudian ayah saya menepati janjinya
dan mengganti handphone saya dengan yang baru. (Franisa M.Ketaren)
Contoh 5
seorang anak yang dulunya selalu
mendapat peringkat,kemjdian dia memperoleh nilai rapot yang menurun dan begitu
juga dengan peringkatnya yang menurun.Kemudian orang tuanya menegurnya dan
memberi anak itu nasehat, kemudian anak tersebut lebih giat belajar dan bisa
kembali mendapat niali ujian yang bagus,dan peringkat nya juga naik. (Wulan
Azizah)
Pendekatan Kognisi
Pendekatan ini dipelopori
oleh Albert Bandura yang menghasilkan teori self efficacy yaitu
teori yang mengatak bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan
hasil yang positif. Pendekatan ini mengatakan bahwa belajar adalah proses
mental aktif untuk memperoleh, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Hasil
dari pendekatan ini adalah pengetahuan dan mengetahui. Elemen paling penting
pada pendekatan ini adalah pengetahuan.
Contoh dari pendekatan ini
adalah sebagai berikut:
Contoh 1
Sekitar kelas satu SD saya sering
diajak saudara ayah saya ke pasar untuk membeli buah-buahan. Setiap kali kami
ke pasar kami selalu berjalan kaki karena pasar tersebut tidak terlalu jauh.
Kami selalu melewati jalan yang berbeda setiap pergi ke pasar, dan setiap
pulang dari pasar maka saudara ayah saya akan pura-pura lupa sehingga dia
membuat saya mengingat setiap jalan yang sudah kami lewati walaupun saya sering
lupa jalannya. Ketika saya bilang bahwa saya lupa jalannya maka saudara ayah
saya ini akan tersenyum dan kembali menunjukan jalan yang tepat. (Neforius
Halawa)
Contoh 2
Awal mula saya bermain rubik,
berhari-haripun saya tidak dapat menyelesaikan tata letak warna rubik tersebut.
Saya berlatih dan mempelajari teknik singkat agar dapat mempelajari rubik
tersebut secara otodidak. Dan karena mempelajari dan menghafal langkah demi
langkah teknik secara rutin hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan
rubik hanya dalam hitungan menit. (Putri ayuni)
Contoh 3
Saya mempunyai seorang adiki
kecil yang usianya beda jauh dari saya namaya adalah Jio.Ketika berumur 3 tahun
Jio sangat suka menonton film Upin Ipin,ketika suatu saat di film itu
tentang menggosok gigi dan jika malas menggosok gigi,gigi nya akan berlubang
dan sakit.Di Episode itu juga ditunjukkan bagaimanaUpin dan Ipin sedang
menggosok gigi,adikku Jio pun langsung mengikutinya dan raji menggosok
gigi.Pada suatu saat ia juga mau menggambar atau melukis apa saja yang
dilihatnya misalkan pesawat mainannya dan terkadang ia juaga mau membentu
bentuk hewan dari tanah seperti pernah ia membentuk seekor buaya.(Glory Sepsi
Sinaga)
Contoh 4
Salah satu hobby saya adalah
mendengarkan lagu. Jadi, pada saat saya mendengarkan lagu saya menikmati lagu
tersebut dengan baik. Kemudian di lain waktu saya mendengarkannya lagi. Nah,
kemudian di lain waktu lagi saya mendengarkan lagi itu dan tidak sengaja saya
ikut bernyayi dan menyanyikan lagu itu dengan lirik yang pas. Disini saya tidak
sengaja belajar mengingat lirik lagu tersebut dan ikut bernyanyi. (Franisa
M.Ketaren)
Contoh 5
ketika saya disuruh sebagi penceramah
Apel pagi dan saya merasa sangat gugup karena harus bicara didepan guru-guru
dan siswa-siswa lainnya.Tapi saya mencoba untuk latihan di depan cermin supaya
saya pede pada saat Apel pagi,dan ketika Apel pagi akan di mulai saya menarik
nafas supaya saya rileks dan hasilnya saya tidak merasa gugup. (Wulan Azizah)
0 komentar:
Posting Komentar